Buku yang Tak Ingin Kau Baca
PARAZOOMERS- “Seandainya waktu bisa terulang kembali, mungkin kita bisa membenahi lembaran-lembaran kita yang sempat robek itu. Kita bisa menjadikan kata ‘kita’ utuh kembali, menulis cerita kita di atas buku itu dengan benar sampai akhir babnya. Kita bisa menorehkan cerita kita dengan sempurna, seperti kisah-kisah mereka yang lain.”
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kalimat-kalimat itu tanpa seizinku menari di kepalaku. Aku hanya ingin bertanya, apa keputusan yang tepat untuk mengeluarkan pikiran yang sudah tidak berkepentingan dalam kepalaku? Sepertinya, kita perlu pemantik untuk memahami segalanya.
Di suatu siang dengan langit dan warna birunya, kau mengatakan padaku, “Ayo, kita bangun bab demi bab di atas buku itu.” Kau tahu? Di setiap kata yang akan kau tuliskan dalam bab demi bab yang akan kau bangun, akan ada dua pilihan: membangun atau menghancurkan.
Dan kau juga harus mengerti, kata-kata yang kau pilih memiliki kekuatan mengubah alur, menciptakan hubungan, bahkan membangun dunia baru. Menurutku, kau perlu tahu itu.
Akankah langit akan tetap biru? Ya, langit akan tetap hadir bersama warna birunya. Senja juga tetap hadir bersama warna jingganya. Yang kurang adalah kau, yang bahkan bayanganmu saja tidak hadir.
Aku meninggalkan buku itu dengan sembarang di taman kota yang ramai. Lelah rasanya membaca buku itu berulang-ulang.