Tips Menjadi Pemuda Produktif
PARAZOOMERS – Masa muda adalah masa produktif, penuh energi, cita-cita tinggi, dan semangat menyala. Seorang pemuda memiliki banyak goals yang ingin dicapai di masa mudanya. Pemuda melakukan banyak hal untuk meraih tujuan hidupnya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Banyak motivator, termasuk orang tua, guru, dan teman menjadikan produktivitas sebagai langkah utama untuk mewujudkan harapan.
Namun, apa sih sebenarnya maksud dari produktif? Bisa bekerja banyak hal di satu waktu? Atau punya penghasilan setiap hari dari berbagai sumber?
Memahami Makna Produktif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), produktif berarti sesuatu yang bersifat atau mampu menghasilkan dalam jumlah besar, mendatangkan manfaat, menguntungkan, atau mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-unsur baru.
Sementara, dalam buku Mendadak Produktif, kata produktif berarti upaya kita untuk melakukan sesuatu hal (kegiatan) yang apabila kita telah mengerjakannya, kita semakin dekat untuk menggapai tujuan kita.
Jadi, produktif merupakan cara kita untuk mengoptimalkan usaha agar mendapatkan hasil yang maksimal. Setiap manusia diberi karunia 24 jam dalam sehari, tapi tidak semua manusia mampu mengoptimalkan waktu tersebut untuk mencapai tujuan dari sederet mimpi-mimpinya.
Kenapa Harus Produktif
Impaian atau tujuan besar dalam hidup kita tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk merealisasikannya. Butuh pengorbanan dan perjuangan dalam prosesnya.
Karena hidup dan segala pernak-pernik di alam raya ini sejatinya hanyalah titipan dari Yang Maha Merajai, maka di akhirat nanti kita akan ditanya tentang segala pinjaman yang telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada kita.
Coba renungkan, jika umur seseorang 60 tahun, dan 8 jam atau 1/3 setiap hari digunakana untuk tidur, maka kalkulasinya ia menghabiskan 20 tahun selama hidupnya untuk tidur. Waktu tidur manusia bersadarkan hadits tidak ada hisab atau pertanyaan.
Waktu terjaga tinggal 40 tahun dan dipotong 15 tahun sebelum baligh. Selebihnya harus mampu dipertanggungjawabkan di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.
Singkatnya waktu kita di dunia, tentu kalau tidak dioptimalkan akan berujung sia-sia. Produktifitas dalam beramal akan memudahkan kita dalam mewujudkan tujuan. Dan tentunya bukan hanya tentang banyaknya amal perbuatan yang diutamakan, tapi kualitas juga harus diperhatikan.
Haruskah Kita Multitasking
Salah satu yang sering dikaitkan dengan produktifitas adalah multitasking. Multitasking merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan banyak pekerjaan dalam waktu bersamaan.
Misalnya, saat berkendara seseorang bisa sambil mendengarkan musik, atau di saat memasak dibarengi dengan menonton televisi, dan masih banyak pekerjaan lainnya.
Sebagai seorang muslim, tentu kemampuan multitasking perlu dimiliki. Karena waktu kita singkat sementara hari kebangkitan semakin dekat. Misalnya, saat berkendara seorang muslim dapat mendengarkan murottal atau kajian. Seorang pelajar dalam perjalanannya ke sekolah bisa sambil mereview pelajaran di sekolah. Saat bekerja, dalam kalbu selalu berdzikir mengingat Allah Ta’ala.
Namun, multitasking kurang tepat dilakukan pada suatu goals yang besar. Misalnya, di era digital seperti ini, banyak kelas online yang menggiurkan, mulai dari belajar design grafis, public speaking, kepenulisan, dan lain sebagainya.
Untuk menguasai suatu bidang, seseorang perlu fokus untuk mempelajarinya. Memang benar, semakin seseorang menguasai banyak skill, semakin mudah untuk karir kedepannya. Namun, dalam hal penguasaan ilmu atau skill suatu bidang, seseorang perlu fokus dalam belajar dengan materi terstruktur dan tidak serampangan.
Baca juga:
- Pemuda Jangan Takug Gagal, Belajarlah dari Kegagalan
- Parazoomers: Platform Inspiratif untuk Generasi Z
Tips Menjadi Pemuda Produktif
1.Membuat Planner atau To Do List
Perencanaan yang benar akan lebih memudahkan untuk mencapai tujuan. Buatlah skala prioritas agar dapat memanage waktu dengan benar. Rencana yang dibuat sesuai harian, bulanan, juga tahunan. Lakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Orang yang gagal merencanakan akan kesulitan untuk mengeksekusi rencana sesuai deadline. Planner memudahkan seseorang untuk mengatur efisiensi waktu yang dimiliknya.
2.Mengatur Waktu dengan Baik
Allah mengajarkan banyak hal melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an Allah mengajarkan tentang pembagian waktu yang proposional. Ada 7 pembagian aktifitas yaitu ibadah khususnya sholat (QS. Al’Ankabut:45) dan ibadah lainnya, bekerja (QS. At-Taubah: 105), belajar atau menuntut ilmu (QS. Al-Mujadalah:11), mengurus dan membina keluarga (QS. At-Tahrim:6), bermasyarakat untuk silaturahmi (QS. Ali-Imran:159), berdakwah (QS. Ali-Imran:104),dan istirahat serta tidur (QS. An-Naba’:9).
Mengatur waktu dengan bijak memungkinkan kita memaksimalkan kebaikan dalam hidup kita.
3. Mendisiplinkan Diri
Kedisiplinan dan komitmen dalam megatur waktu adalah kunci produktivitas. Kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri. Buatlah aturan bagi diri sendiri lalu taatilah. Jangan biarkan rasa malas menghancurkan rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
Gunakan waktu sebaik mungkin dengan komitmen yang kuat. Sadarlah bahwa keberhasilan seseorang terlihat dari bagaiana seseorang mendisiplinkan dirinya.
4. Hindari Aktifitas Unfaedah
Akhir-akhir ini banyak yang terjebak pada rutinitas yang tak memberi manfaat sama sekali. Ataupun seseorang lebih menghabiskan waktunya untuk hal-hal sepele daripada fukus pada tujuannya.
Kurangi waktu scrolling media sosial pada konten yang kurang mengedukasi. Cobalah mengganti playlist musik menjadi playlist murattal Al-Qur’an. Kurangi kebiasaan nongkrong yang hanya membicarakan hal-hal yang tak berfaedah.
Gantilah aktifitas yang kurang baik menuju aktifitas yang mendukung produktifitas kita.
5. Hustle Culture sesuai Sunnah
Kini, dunia digegerkan dengan sistem bekerja non-stop. Bekerja fulltime, sedikit istirahat, hari-hari dihabiskan untuk bekerja. Tapi, ada hustle culture yang diajarkan oleh role model kita, Rasulullah sollallahu ‘alaihi wa salam. Seseorang memang perlu target, strategi, dan eksekusi. Seorang muslim pantasnya menargetkan cita-cita tertinggi, yaitu surga yang abadi. Bekerja keras menjunjung tinggi Islam, dan menjadikan Allah sebagai muara dari segala pencapaiannya.
6. Gaya Hidup Sehat
Bekerja keras memang perlu, tetapi jangan abaikan kondisi tubuh yang juga memerlukan istirahat. Maka, cobalah untuk berolahraga, makan makanan bergizi dan halal, dan memperbanyak minum air putih. Aturlah pola tidur dengan baik dan benar.
Tak hanya tubuh yang butuh istirahat, jiwa ruhiyah pun juga perlu healing. Maka, jadikanlah sholat, dzikir, dan tafakkur sebagai cara menghidupkan kembali jiwa yang lelah bekerja sepanjang hari.
Komentar ditutup.